Beberapa catatan membuktikan bahwa biliard memang datang dari perancis. Berasal dari kata billart yang artinya stik, atau bille yang berarti bola.
Untuk pertama kali biliard di dokumentasi sekitar abad 15. Dimainkan dengan mendorong bola pakai stik, sama seperti kriket. Stik ini dikenal dengan mace atau queue, dan sampai sekarang populer dengan istilah cue.
Sementara itu shakespeare menyebutkan bahwa biliard sudah ada sejak jaman Antony dan Cleopatra. Waktu itu disebut old egyptian sport. Baru pada tahun 1675 biliard populer di inggris. Dan tahun itu pula diterbitkan buku peraturan biliard.
Selanjutnya billiard dipopulerkan sebagai olahraga scientific oleh Captain Mingaud, seorang tahanan politik pemerintah ketika terjadi revolusi perancis. Saking cintanya dengan biliard, dia menolak untuk dibebaskan dari penjara ketika masa hukumannya berakhir.
Mingaud pula yang menemukan tip, yaitu tambahan kulit di ujung cue. Dengan tip pukulan jadi lebih akurat dan mudah melakukan kontrol cue ball. Tip lama-kelamaan mengeras dan mengurangi efektifitas pukulan sehingga perlu diganti secara berkala. Akhirnya mingaud meninggalkan penjara dan keliling perancis melakukan eksibisi biliard.
Jack Carr, seorang pelatih biliard inggris berjasa menemukan tehnik pukulan off-center, yaitu memukul cue ball dititik off-center guna mendapatkan efek spin. Sekarang pukulan off-center ini dikenal dengan istilah English. Di inggris pukulan seperti ini disebut side.
Dia pula yang menemukan ide untuk mengoleskan kapur pada permukaan tip untuk meningkatkan akurasi pukulan. Sepanjang tahun 1820 jack carr berkeliling eropa, melakukan pelatihan biliard sembari menjual magical twisting chalk temuannya.
Minggu, 30 Oktober 2016
futsal
Futsal atau sepak bola indoor ternyata telah ada sejak lama. Permainan ini merupakan anakan dari permainan sepak bola dengan kata lain gubahan permainan sepak bola yang bisa dimainkan dalam ruangan. Berikut ini sejarah futsal yang berasal dari negara Uruguay.
Dengan adanya perkembangan yang sangat pesat tersebut serta untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana kemampuan dan kemajuan pemain-pemain futsal yang ada, Negara-negara khususnya yang ada di kawasan Amerika Selatan mengadakan pertemuan yang membahas tentang suatu kompetisi. Dengan adanya kesepakatan dalam pertemuan tersebut, maka diadakan suatu kompetisi. Kompetisi untuk pertama kalinya diadakan pada tahun 1965 dan yang menjadi tuan rumah dan juaranya adalah Uruguay.
Kejuaraan dunia olahraga futsal pertama kali diadakan atas bantuan FIFUSA (Federasi Futsal Amerika Serikat) pada tahun 1982 di Sao Paolo Brasil dan yang keluar menjadi juaranya adalah brasil. Kejuaraan dunia yang kedua diadakan di Barcelona Spanyol dan juaranya masih dipegang oleh brasil.
Dengan berkembangnya olahraga futsal ke seluruh dunia serta sangat solid dan baiknya dalam pengorganisasian, FIFA sebagai badan dunia olahraga sepak bola semakin tertarik dan mengakui bahwa olahraga futsal sedikit banyak ikut serta dalam mengembangkan keterampilan dan teknik-teknik yang baik bagi perkembangan dan kemajuan sepak bola, terutama dalam teknik-teknik sepak bola didalam lapangan rumput. Dengan adanya pengakuan FIFA atas keberadaan olahraga futsal ini, FIFA mengambil alih penyelenggaraan kejuaraan dunia futsal. Kejuaraan dunia futsal akan diadakan setiap 3 tahun sekali.
Negara yang pertama kali menjadi tempat penyelenggaraan kejuaraan dunia futsal pada tahun 1989 adalah Belanda (di kota Rotterdam) dan yang keluar sebagai juara adalah Brasil. Penyelenggaraan yang kedua kalinya pada tahun 1992 bertempat di Hongkong, Brasil keluar sebagai juara lagi. Dengan telah berjalan dan terselenggaranya kejuaraan dunia futsal 3 tahun sekali, FIFA sebagai badan tertinggi dunia dalam sepak bola mengadakan rapat dan evaluasi. FIFA memutuskan dan menetapkan bahwa kejuaraan dunia futsal tidak diadakan 3 tahun sekali, akan tetapi menjadi 4 tahun sekali.
Sejarah olahraga futsal muncul sekitar tahun 1930 di Montevideo, Uruguay dan diperkenalkan oleh pelatih sepak bola yang terkenal pada masa itu, yaitu bernama Juan Carlos Ceriani. Sebetulnya pada waktu itu Ceriani tidak sengaja untuk menciptakan olahraga futsal ini. Ceriani terilhami pada saat tim sepak bolanya ingin mengadakan latihan tetapi cuaca tidak mendukung untuk mengadakan suatu latihan. Ceriani mengambil keputusan untuk memindahkan latihan sepak bolanya di dalam suatu ruangan. Walaupun sering mengadakan latihan yang berada di dalam ruangan, apa yang diharapkan Ceriani dari anak asuhnya mempunyai keterampilan yang baik ternyata sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya hasil yang mengembirakan itu Ceriani mempunyai suatu gagasan untuk menciptakan olahraga yang ada di dalam ruangan dengan jumlah pemain yang relatif lebih sedikit yaitu lima orang pemain. Selain itu, lapangan yang digunakan juga lebih kecil. Dengan melihat lebih baik dan lebih efektifnya olahraga futsal tersebut, olahraga ruangan ini berkembang sangat pesat terutama di negara-negara yang berada di kawasan Amerika Selatan.Karena olehraga futsal menggunakan lapangan yang lebih sempit dan jumlah pemain yang lebih sedikit, olahraga ini membutuhkan teknik dan keterampilan khusus. Baik itu teknik dalam membawa bola maupun teknik dalam menahan bola. Tidak heran apabila pemain futsal secara teknis lebih baik dibandingkan dengan pesepak bola konvensional.
Dengan adanya perkembangan yang sangat pesat tersebut serta untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana kemampuan dan kemajuan pemain-pemain futsal yang ada, Negara-negara khususnya yang ada di kawasan Amerika Selatan mengadakan pertemuan yang membahas tentang suatu kompetisi. Dengan adanya kesepakatan dalam pertemuan tersebut, maka diadakan suatu kompetisi. Kompetisi untuk pertama kalinya diadakan pada tahun 1965 dan yang menjadi tuan rumah dan juaranya adalah Uruguay.
Kejuaraan dunia olahraga futsal pertama kali diadakan atas bantuan FIFUSA (Federasi Futsal Amerika Serikat) pada tahun 1982 di Sao Paolo Brasil dan yang keluar menjadi juaranya adalah brasil. Kejuaraan dunia yang kedua diadakan di Barcelona Spanyol dan juaranya masih dipegang oleh brasil.
Dengan berkembangnya olahraga futsal ke seluruh dunia serta sangat solid dan baiknya dalam pengorganisasian, FIFA sebagai badan dunia olahraga sepak bola semakin tertarik dan mengakui bahwa olahraga futsal sedikit banyak ikut serta dalam mengembangkan keterampilan dan teknik-teknik yang baik bagi perkembangan dan kemajuan sepak bola, terutama dalam teknik-teknik sepak bola didalam lapangan rumput. Dengan adanya pengakuan FIFA atas keberadaan olahraga futsal ini, FIFA mengambil alih penyelenggaraan kejuaraan dunia futsal. Kejuaraan dunia futsal akan diadakan setiap 3 tahun sekali.
Negara yang pertama kali menjadi tempat penyelenggaraan kejuaraan dunia futsal pada tahun 1989 adalah Belanda (di kota Rotterdam) dan yang keluar sebagai juara adalah Brasil. Penyelenggaraan yang kedua kalinya pada tahun 1992 bertempat di Hongkong, Brasil keluar sebagai juara lagi. Dengan telah berjalan dan terselenggaranya kejuaraan dunia futsal 3 tahun sekali, FIFA sebagai badan tertinggi dunia dalam sepak bola mengadakan rapat dan evaluasi. FIFA memutuskan dan menetapkan bahwa kejuaraan dunia futsal tidak diadakan 3 tahun sekali, akan tetapi menjadi 4 tahun sekali.
tolak peluru
Dalam sejarahnya ternyata tolak peluru telah ada sejak 2000 tahun lalu. Olahraga tolak peluru populer di kalangan pria Britania atau Inggris untuk menguji kekuatan para pria. Peluru yang digunakan masih berupa batu bukan bola besi seperti halnya sekarang ini. Di zaman pertengahan, meriam adalah salah satu senjata paling mematikan. Dari peluru meriam inilah inspirasi dari tolak peluru modern, yakni perlombaan melempat peluru meriam sejauh mungkin. Pada tahun 1866 tolak peluru mulai diperlombakan dalam kejuaraan amator. Barulah pada tahun 1896 olahraga tolak peluru dimasukkan dalam perlombaan olahraga skala besar yakni di Olimpiade Athena, Yunani.Kemajuan terbesar dalam olahraga tolak peluru terjadi di tahun1950, ketika Parry O'Brien memulai tolakannya menghadap bagian belakang ring, metode ini dikenal sebagai metode O'Brien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur. Teknik yang mendapat popularitas adalah teknik berputar yang menggunakan lemparan cakram melintasi ring tolak peluru bukan bergerak ke arah belakang yang telah dilakukan oleh O'Brien dan kedua teknik ini sama-sama mencapai keberhasilan.
bowling
Permainan olah raga Bowling''sepuluh pasak'' yang sekarang ini banyak digemari oleh masyarakat moderen pada permainan ini,memang lebih praktis yaitu dengan menggunakan bola yang dibuat dengan beban berat,lalu di lubangi untuk pegangan jari jari tangan untuk dilemparkan pada alur alur yang sudah di sediakan,semakin banyak ''tiang pasak''dijatuhkan maka ia mendapat point dan dianggap sebagai pemenangnya,lalu dimainkan pada ruang ruang yang tidak terlalu memakan tempat yang luas.[didalam ruangan ]
Beda sekali dengan permainan''neneknya Bowling''bola terbuat dari kayu[disebut dengan''Bowl'] yang berat dan dilapisi karet ,kemudian di gelontorkan di lapangan rumput,kemudian di jalur jalur yang di lewati bola tadi diletakan bola bola kecil,kemudian jalur jalur dibuat sengaja tidak lurus tetapi turun naik atau berkelok[tikungan],kalau di Prancis lebih dikenal dengan permainan''Boules''juga mirip dengan permainan bowling tradisional ini,namun semuanya itu adalah cikal bakal bowling ''moderen''
Beda sekali dengan permainan''neneknya Bowling''bola terbuat dari kayu[disebut dengan''Bowl'] yang berat dan dilapisi karet ,kemudian di gelontorkan di lapangan rumput,kemudian di jalur jalur yang di lewati bola tadi diletakan bola bola kecil,kemudian jalur jalur dibuat sengaja tidak lurus tetapi turun naik atau berkelok[tikungan],kalau di Prancis lebih dikenal dengan permainan''Boules''juga mirip dengan permainan bowling tradisional ini,namun semuanya itu adalah cikal bakal bowling ''moderen''
wushu
Wushu adalah Olahraga yang penuh kegiatan,olahraga ini berasal dari tradisional seni bela diri Cina. Olahraga itu diciptakan di Republik Rakyat China setelah 1949, dalam upaya untuk menasionalisasi praktek bela diri tradisional Cina seni. Sebagian besar bentuk kompetisi modern (套路 taolu) terbentuk dari seni orang tua mereka oleh komite yang ditunjuk pemerintah.
Pada zaman sekarang, wushu telah menjadi olahraga internasional melalui International Wushu Federation (IWUF), yang memegang Dunia Wushu Championships setiap dua tahun; Kejuaraan Dunia pertama diadakan pada tahun 1991 di Beijing dan dimenangkan oleh Yuan Wen Qing .
Wushu Kompetitif terdiri dari dua disiplin ilmu: taolu (套路; bentuk) dan Sanda (散打; perdebatan)
Taolu melibatkan pola seni bela diri dan manuver pesaing yang dinilai dan diberikan poin menurut aturan tertentu.. Bentuk terdiri dari gerakan dasar (sikap, tendangan, pukulan, saldo, melompat, menyapu dan melempar) berdasarkan kategori agregat tradisional gaya seni bela diri Cina dan dapat diubah untuk kompetisi untuk menyoroti kekuatan seseorang. Bentuk kompetitif memiliki batas waktu yang dapat berkisar dari 1 menit, 20 detik untuk beberapa gaya eksternal untuk lebih dari lima menit untuk gaya internal. Modern wushu pesaing semakin pelatihan dalam teknik udara seperti 540 dan 720 dan bahkan 900 derajat melompat dan tendangan untuk menambah kesulitan lebih dan gaya untuk bentuk mereka.
Sanda (kadang disebut Sanshou atau Lei tai) adalah sebuah metode pertempuran modern dan olahraga dipengaruhi oleh tinju Cina tradisional, metode gulat Cina disebut Shuai jiao dan teknik bergulat Cina seperti Chin Na. Ia memiliki semua aspek tempur dari wushu. Sanda muncul seperti Kickboxing atau Muay Thai, tapi juga meliputi teknik yang lebih banyak bergulat. Sanda pertempuran kompetisi yang sering diadakan bersama taolu atau kompetisi bentuk.Pada tahun 1958, pemerintah membentuk All-Cina Wushu Association sebagai organisasi payung untuk mengatur pelatihan seni bela diri. Komisi Negara Cina untuk Fisik Budaya dan Olahraga memimpin dalam menciptakan bentuk-bentuk standar untuk sebagian besar seni utama. Selama periode ini, seorang warga negara Wushu sistem yang mencakup bentuk-bentuk standar, kurikulum pengajaran, dan penilaian instruktur didirikan. Wushu diperkenalkan di kedua sekolah tinggi dan tingkat universitas. Sistem baru ini berusaha untuk memasukkan unsur-unsur umum dari semua gaya dan bentuk serta ide-ide umum yang terkait dengan seni bela diri Cina. Konsep gaya seperti keras, klasifikasi lembut, internal, eksternal, serta berdasarkan sekolah seperti Shaolin, Taiji, Wudang dan lainnya semua terintegrasi ke dalam satu sistem. Wushu menjadi standar yang disponsori pemerintah untuk pelatihan dalam seni bela diri di China.
Dorongan untuk standardisasi terus menyebabkan adaptasi tersebar luas. Pada tahun 1979, Komisi Negara Budaya Fisik dan Olahraga menciptakan satuan tugas khusus untuk pengajaran dan praktek Wushu. Pada tahun 1986, National Cina Lembaga Penelitian Wushu didirikan sebagai otoritas pusat untuk penelitian dan administrasi kegiatan Wushu di Republik Rakyat Cina. Mengubah kebijakan pemerintah dan sikap terhadap olahraga dalam memimpin umum untuk penutupan Komisi Olahraga Negara (pusat olahraga otoritas) pada tahun 1998. Penutupan ini dilihat sebagai upaya untuk sebagian mendepolitisasi olahraga terorganisir dan bergerak kebijakan olahraga Cina menuju pendekatan yang lebih berbasis pasar. Sebagai hasil dari faktor-faktor sosiologis yang berubah di China., Kedua gaya tradisional dan modern Wushu pendekatan sedang dipromosikan oleh pemerintah China.
judo
Judo adalah salah satu cabang beladiri yang berasal dari Jepang dan telah menjadi olahraga populer di dunia saat ini. Judo diciptakan oleh Prifesssor Jigoro Kano atau Maha Guru Kano pada tahun 1882.
Judo yang diciptakan oleh almarhum Jigoro Kano tahun 1882 disebut juga “Nippon Den Kodokkan”. Untuk menjaga timbulnya aliran judo yang baru selain ciptaan Jigoro Kano maka dalam Anggaran Dasar Internasional Judo Federation (IJF) telah dicantumkan bahwa IJF mengakui hanya diciptakan oleh Jigoro Kano sebagai judo.
Jujitsu juga disebut Yawara atau Taijutsu. Jujitsu adalah sebagai induk dari judo, sebenarnya salah satu dari Bujutsu atau seni bela diri tradisional Jepang yaitu perkelahian tangan kosong. Sumber ilmu ini berasal dari suatu aduan tenaga pada zaman kuno di Jepang.
Jigoro Kano pada usia 18 tahun ingin menjadi kuat dengan cara mempelajari dua aliran jujitsu yaitu: 1. Tenjin Shinjo Ryu, dengan berguru pada Hachinosuke Fukude dan Masatomo Iso. 2. Kito Ryu, dengan berguru pada Tsenetoshi Iikubo. Selain mempelajari kedua aliran tersebut, beliau mempelajari juga aliran-aliran lainnya dan mengumpulkan serta menyaring bagian-bagian yang baik dari setiap aliran.
Bertahun-tahun beliau membandingkan dengan teori-teori dan mencoba dengan praktek dan berusaha supaya dapat dilakukan sebagai pengembleng rohani dan jasmani serta latihan untuk menentukan menang atau kalah.
B. Maksud dan tujuan judo
Kata judo pada mulanya ditulis dengan dua huruf cina atau kanji dibaca judo. Kata judo terdiri dari dua suku kata yaitu Ju dan Do. Ju berati kelembutan atau gentleness atau memberi jalan atau giving way dan Do berarti jalan atau cara.Jadi judo berarti cara yang lembut atau halus .
Arti kelembutan disini ialah apabila seseorang yang lebih kuat mendorong saya dengan seluruh kekuatannya dan saya melawan dengan kekuatan saya maka tentu saya akan kalah atau jatuh.Untuk bisa mengalahkannya,saya akan mundur atau melangkah kesamping sambil menarik orang tersebut searah dengan arah dorongannya sehingga dengan demikian orang tersebut akan kehilangan keseimbangannya,pada saat itulah saya dengan mudah dapat melempar atau membanting dia dengan satu teknik lemparan.
Dengan olahraga judo,tujuan membanting lawan hanya sebagaisalah satu cara untuk mengalahkan atau memperoleh kemenangan sesuai peraturan permainan atau pertandingan ;lahraga judo yang telah ditentukan IJF , jadi bukan untuk menyakiti,mencederai atau menghancurkan lawan.
Perkembangan Judo
Nama judo tidak lain dari jujitsu yang diubah.beliau berpendapat bahwa jujitsu dari dahulu kala tidak lebih dari satu bujutsu yang hanya melatih cara semacam penyerangn atau perlindungan saja. Tetapi judo yang disempurnakan dari jujitsu,walaupun bentuk randori dari kata serupa dalam cara latihan jujitsu tetapi yang menadi tujuan pokok atau utama judo ialah “Jalan Kebajikan“. Maka untuk mengembangkan Do daripada jutsu (teknik)maka beliau memberi nam Judo. Dan Dojo tempat berlatih judo diberi nama Kodokan.
Arti Kodokan adalah panti yang menggembleng jasmani dan rohani melalui latihan judo supaya nantinya dapat menjadi manusia yang dapat mendarma baktikan dirinya untuk masyarakat dan dunia .
Pada waktu Jigoro Kano berumur 23 tahun ,beliau mulai mengajarkan judo dan murid pertamanya hanya 9 orang .Tempat berlatih yang diberi nama Kodokan Judo didirikan di Eisyoji,Kitainari Shintaya di Tokyo dengan dojo yang terdiri hanya 12 lembara tatami.Sejalan dengan perkembangan dojo yang dari hari ke hari muridnya brtambah banyak serta kemahiran murid – muridnya juga sangat maju dan memperlohatkan prestasi yang tinggi dalam pertandinga –pertandingan .
Kehadiran judo sebagai bela diri baru, mengakibatkan banyak jago – jago atau pendekar – pendekar jujitsu yang kurang senag dan menantang murid – murid Jigoro Kano untuk bertanding atau duel. Pada suatu hari ajakan jago – jago jujitsu diterima oleh pejudo – pejudo Jigoro Kano antara lain Shiro Saigo dan sakujiro Yokoyama untuk bertanding atau duel dan hasilnya dimenangkan oleh para pejudo.Sejak pristiwa tersebut kehadiran judo mulai diakui,judo dan juitsu menjadi bersatu dan saling menghormati.
Pada tahun 1911,Jigoro Kano mendirikan Persatuan Olahraga Nasional Jepang dan terpilih menjadi ketua, kemudian dipilih lagi menjadi pengurus IOC.Beliau sering mengunjungi Eropa dan Amerika dan pada setiap kesempatan ia memperkenalkan Judo diberbagai negara. Murid – murid beliau juga banyak yang berjasa mengembangkan Judo keberbagai negara sehingga tidak ada lagi yang tidak mengenal Judo di dunia.
Di Jepang Judo dipelajari disekolah – sekolah kemudian menadi mata pelajaran. Judo juga dipelajari di Sekolah Polisi sebagai salah satu pendidikan untuk melatih fisik,mental dan beladiri.
. Olahraga Judo di Indonesia
Judo mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1942 ketika tentara Jepang mulai menjajah Indonesia . Pada hari – hari tertentu tentara Jepang berlatih Judo dilingkungan asramanya. Lama kelamaan mereka bergaul dan bersahabat dengan orang – orang Indonesia dan mengajak berlatih judo. Karena tempat latihan adanya hanya dilingkungan asrama tentara Jepang, teman yang diajak belajar judo betul – betul selektif, jangan sampai membahayakan mereka.
Pada tahun 1949 berdiri perkumpulan judo peertama di Jakarta bernama “Jigoro Kano Kwai “ yang dipimpin oleh J.D. Schilder (orang Belanda ).Perkumpulan tersebut berlatih di Gedung YMCA ,Jalan Nusantara ,Jakarta.Anggota perkumpulan judo terdiri dari berbagai lapisan antara lain pelajar,mahasiswa,umum,ABRI,anak – anak,dewasa,pria dan wanita.Selain belajar judo mereka juga belajar jujitsu.
Tahun 1951 berdiri pula perkumpulan judo di kota Medan yang dipimpin oleh orang Jepang bernama Moriwa Wada,tingkatan judo dan 4 dengan nama perkumpulan Jigoro Kano Kwai Medan. Di Surabaya berdiri pila perkumpulan yang dipimpin oleh Soichi Makino dengan nama Indonesia Umar (Dan V )kemudian dilanjutkan oleh G.W.Pantow.
Pada tanggal 20 Mei 1955 di Bandung ,didirikan perkumpulan judo yang diberi nama Judo Institut Bandung (J|IB )oleh Letkol.TNI.abbas Soeriadinata,Mayor TNI.Uluk Wartadiredja,Letkol TNI.D. Pudarto, Pouw Tek Siang dengan pelatih T. Oki Supriadi (Jepang ).
Tahun 1955 tepatnya pada tanggal 25 Desember 1955,dibentuk organisasi judo Indonesia yang diberi nama Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI ),sebagai organisasi judo tertinggi di Indonesia yang mengatur atau mengelola kegiatan judo secara Nasional dan Internasional. Pada tahun itu juga PJSI telah diakui oleh Komite Olympiade Indonesia sebagai Top Organisasi Judo Indonesia.
senam
Senam mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1912, ketika senam pertama kali masuk ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Masuknya senam ini bersamaan dengan ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib di sekolah.
Senam yang diperkenalkan pertama kali adalah senam sistem Jerman. Sistem ini menekankan pada kemungkinan-kemungkinan gerak yang kaya sebagai alat pendidikan. Kemudian pada tahun 1916, sistem itu digantikan sistem Swedia (yang menekankan pada gerak). Sistem ini dibawa dan diperkenalkan oleh seorang perwira kesehatan dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda bernama Dr. H.F. Minkema.
Masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 merupakan akhir dari kegiatan senam yang berbau Barat di Indonesia. Jepang melarang semua bentuk senam di sekolah dan di lingkungan masyarakat dan diganti dengan “Taiso”. Taiso adalah sejenis senam pagi (berbentuk kalestenik) yang harus dilaksanakan di sekolah sekolah sebelum pelajaran dimulai.
angkat burble
Sejarah asalmula olahraga angkat besi/angkat beban ini berasal dari Mesir kuno dan Yunani sebagai cara adu kekuatan dan kekuasaan. Dulu angkat besi bukan suatu olahraga, melainkan salah satu tontonan dalam pertunjukan sirkus. Seiring dengan perkembangan jaman, angkat besi menjadi satu cabang olahraga yang popular, modern, bahkan selalu dipertandingkan dalam setiap ada pesta olahragaKejuaraan Dunia pertama digelar di London pada tahun 1891 di mana tujuh atlet yang mewakili dari enam negara disertakan. Angkat Berat telah tampil dalam setiap Olimpiade sejak tahun 1920. Debut awal di tahun 1896 dan muncul kembali pada tahun 1904. Angkat besi pertama kali dapat dilihat di luar arena sirkus pada kejuaraan angkat besi yang diselenggarakan di London tahun 1891. Setelah itu orang menganggapnya sebagai olahraga, bukan lagi sekedar tontonan.
Olahraga ini pertama kali tercatat sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan secara resmi pada Olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani. Kemudian pada dua ‘Olimpiade berikutnya, yakni 1900 di Paris dan 1904 di St Louis, Amerika Serikat, angkat besi juga dipertandingkan. Namun setelah itu angkat besi baru dipertandingkan lagi pada Olimpiade tahun 1920 di Antwerpen, Belgia.
Sebelum Perang Dunia, Mesir, Perancis dan Jerman selalu merajai arena angkat besi. Setelah itu, Amerika Serikat sering menjadi juara. Tetapi sejak tahun 1953, Uni Soviet dan Bulgaria selalu muncul sebagai pemenang dalam berbagai pertandingan angkat besi di dunia. Hanya pada Olimpiade Los Angeles tahun 1984 nama atlet kedua negara itu tak ada dalam daftar pemenang karena hampir semua negara komunis memboikot olimpiade itu.
Sebelum tahun 1985 angkat besi hanya dilakukan oleh atlet pria. Tetapi kini wanita pun mulai menyukainya, sehingga beberapa negara mulai mengikutkan atlet wanita dalam pertandingan. Indonesia mulai menyelenggarakan pertandingan angkat besi untuk wanita pada tahun 1987..
Olahraga ini pertama kali tercatat sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan secara resmi pada Olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani. Kemudian pada dua ‘Olimpiade berikutnya, yakni 1900 di Paris dan 1904 di St Louis, Amerika Serikat, angkat besi juga dipertandingkan. Namun setelah itu angkat besi baru dipertandingkan lagi pada Olimpiade tahun 1920 di Antwerpen, Belgia.
Sebelum Perang Dunia, Mesir, Perancis dan Jerman selalu merajai arena angkat besi. Setelah itu, Amerika Serikat sering menjadi juara. Tetapi sejak tahun 1953, Uni Soviet dan Bulgaria selalu muncul sebagai pemenang dalam berbagai pertandingan angkat besi di dunia. Hanya pada Olimpiade Los Angeles tahun 1984 nama atlet kedua negara itu tak ada dalam daftar pemenang karena hampir semua negara komunis memboikot olimpiade itu.
Sebelum tahun 1985 angkat besi hanya dilakukan oleh atlet pria. Tetapi kini wanita pun mulai menyukainya, sehingga beberapa negara mulai mengikutkan atlet wanita dalam pertandingan. Indonesia mulai menyelenggarakan pertandingan angkat besi untuk wanita pada tahun 1987..
panah
Panahan terdaftar sebagai cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade.
Panahan adalah kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Bukti-bukti menunjukkan panahan dimulai sejak 5.000 tahun lalu. Awalnya, panahan digunakan dalam berburu sebelum berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian jadi olahraga ketepatan. Dari buku-buku melukiskan bahwa orang purbakala telah melakukan panahan yaitu menggunakan busur dan panah untuk berburu dan untuk mempertahankan hidup. Bahkan dari beberapa buku melukiskan bahwa lebih dari 100.000 tahun yang lalu suku Neanderathal telah menggunakan busur dan panah.
Ahli-ahli purbakala dalam penggalian di Mesir juga telah menemukan tubuh seorang prajurit Mesir Kuno yang menemui ajalnya karena ditembus anak panah.
Data menunjukkan bahwa kejadian itu terjadi kira-kira 2100 tahun sebelum masehi. Dari beberapa buku juga mengemukan bahwa sampai kira-kira tahun 1600 sesudah Masehi, busur dan panah merupakan senjata utama setiap negara dan bangsa untuk berperang.
Hingga kinipun masih ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur dan panah dalam penghidupan sehari-hari mereka, seperti : suku-suku bangsa di hutan-hutan daerah hulu sungai Amazone, suku-suku Veda di pedalaman Srilangka, suku-suku Negro di Afrika, suku-suku Irian di Irian Jaya, suku Dayak dan suku Kubu Dari buku-buku dan keterangan-keterangan yang diperoleh maka terdapat dua kelompok ahli yang mengemukakan dua teori yang berbeda.
Yang pertama berpendapat bahwa panah dan busur mulai dipakai dalam peradaban manusia sejak "era mesolitik" atau kira-kira antara 5000 - 7000 tahun yang silam, sedang pendapat kedua percaya bahwa panahan lebih awal dari masa itu, yaitu dalam "era paleolitik" antara 10.000 - 15.000 tahun yang lalu.
Terlepas dari mana yang benar, maka yang jelas bahwa sebelum panahan menemui bentuknya sebagai olahraga seperti yang kita kenal saat ini, ternyata telah melalui masa pertumbuhan yang panjang. Melalui peranan yang berbeda-beda, mula-mula panahan dipergunakan orang sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan bahaya binatang liar, sebagai alat untuk mencari makan, atau untuk berburu, untuk senjata perang dan baru kemudian berperan sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi.
Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk berperang.
Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago.
Perkembangan Panahan di Indonesia
Sama halnya dengan sejarah panahan di dunia, demikian pula tidak seorangpun yang dapat memastikan sejak kapan manusia di Indonesia menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tetapi apabila kita memperhatikan cerita-cerita wayang purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi demikian pula Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata.
Kalau PON I kita pakai sebagai batasan waktu era kebangunan olahraga Nasional, maka Panahan telah ikut ambil bagian dalam era kebangunan Olahraga Nasional itu. Dalam sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun secara resminya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai perlombaan yang terorganisir, baru diselenggarakan para tahun 1959 di Surabaya.
Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat sebagai Ketua Umum Perpani hampir duapuluh empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Dengan terbentuknya Organisasi Induk Perpani, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menjadi anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc).
Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931. Indonesia diterima sebagai anggota FITA pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo, Norwegia. Sejak saat itu Panahan di Indonesia maju pesat, walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan Panahan hanya terdapat di beberapa kota di pulau Jawa saja. Kini boleh dikatakan bahwa hampir di setiap penjuru tanah air, Panahan sudah mulai dikenal.
Dengan diterimanya sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada waktu itu di Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan gaya duduk dan instinctive, maka dikenal pula jenis ronde FITA yang merupakan jenis ronde Internasional, yang menggunakan alat-alat bantuan luar negeri yang lebih modern dengan gaya menembak berdiri. Dan dengan demikian terbuka pulalah kesempatan bagi pemanah Indonesia untuk mengambil bagian dalam pertandingan-pertandingan Internasional.
Bersamaan dengan itu timbul masalah peralatan yang harus diatasi untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, pemanah kita harus memiliki peralatan yang memadai, agar dapat berkompetisi dengan lawan-lawannya secara berimbang. Kenyataannya alat-alat ini sangat mahal harganya dan sulit di dapat. Hanya beberapa pemanah saja yang dapat membayar harga alat-alat tersebut. Keadaan ini merupakan faktor penghambat bagi perkembangan olahraga ini.
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1963 Perpani menciptakan Ronde baru dengan nama Ronde Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani pada dasarnya sama dengan ronde FITA, kecuali tentang peralatannya yang dipakai dan jarak tembak disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang dibuat di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani ini ditetapkan bahwa hanya busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri yang boleh dipakai.
Dengan ketentuan tadi dua hal yang hendak dicapai, pertama untuk pemasalan belum diperlukan peralatan yang mahal, yangg harus diimport, tetapi cukup alat-alat yang bisa dibuat di Indonesia. Kedua, Ronde Perpani mempunyai peranan untuk mempersiapkan pemanah-pemanah kita untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, tanpa menunggu tersedianya alat yang harus dibeli dengan harga mahal.
Bagi mereka yang terbukti berhasil membuktikan kemampuannya melalui ronde Perpani, diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan Ronde Tradisional dengan ciri-ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive, sulit mengambil sumber pemanah langsung dari ronde Tradisional, karena perbedaan-perbedaan yang sifatnya prinsipil tadi.
Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut, Perpani mengatur waktu untuk kejuaraan nasional sebagai berikut : Setiap tahun genap diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA.
Kebijaksanaan ini adalah dalam hubungannya dengan ketentuan dari FITA yang menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pada setiap tahun ganjil. Sehingga Kejuaraan Nasional Ronde FITA tersebut dimaksudkan untuk persiapkan dan memilih para pemanah Indonesia yang akan diterjunkan ke kejuaraan Dunia. Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde sekaligus.
Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersamaan dengan PON X, pola kebijaksanaan Perpani dirubah, yaitu bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun (kecuali tahun diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan Nasional) dan diperlombakan ketiga ronde Panahan sekaligus yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional.
Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yaitu tahun diterimanya Perpani sebagai anggota FITA, pada PON - I tahun 1948 di Solo, PON II/1951 di Jakarta, PON - III/1953 di Medan, PON - IV/1957 di Makasar, panahan hanya memperlombakan Ronde Tradisional, yaitu ronde duduk, dengan hanya satu jarak 30 meter, dengan 48 tambahan @ 4 anak panah dan dengan sasaran bulatan dengan hanya dibagi tiga bagian saja.
Selanjutnya beberapa kejadian penting yang dapat dikemukakan mengenai dunia Panahan Indonesia, antara lain :
- Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
- Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
- Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta
- Asian Games IV di Jakarta, dimana regu Panahan Indonesia menduduki tempat kedua di bawah Jepang.
- Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
- Genefo I di Jakarta, dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat dan regu puterinya kedua.
- Tahun 1964 : Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC pemanah-penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas.
Sedangkan puteri kita masih harus mengakui keunggulan pemanah-pemanah puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya pemanah-pemanah tuan rumah, sedang pemanah puteri kita unggul dari pemanah-pemanah Philipina.
- Tahun 1965 :
Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia, dimana regu puteri Indonesia ketiga belas dan regu puteri kesembilan terbaik di dunia.
- Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja. Regu putera menempati urutan teratas, dan dua orang jago kita berhasil merebut medali emas dan perak untuk kejuaraan perorangan. Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah RRC.
Untuk selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak mengecewakan. Kejuaraan Nasional selalu diselenggarakan setiap tahun, yaitu tahun genap untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil untuk Ronde FITA (sejak tahun 1982 Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun untuk ketiga ronde Panahan yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional sekaligus).
Demikian pula Perpani selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan-kejuaraan Dunia, walaupun hasilnya masih di bawah pemanah-pemanah Asia masih menempati urutan teratas. Juga pada pertandingan-pertandingan Internasional lainnya seperti Asian Games, SEA Games, Asian Meeting Championships, Asia Oceania Target Archery Championships, Perpani selalu ikut mengambil bagian.
Demikialah perkembangan Panahan dan Perpani sampai saat ini, dimana cabang Panahan termasuk di dalam cabang yang diprioritaskan, bahkan termasuk cabang super-prioritas, di dalam persiapan menghadapi Asian Games XIII/1986 di Seoul - Korea Selatan. Hal ini tentunya karena prestasi cabang Panahan yang telah dicapai selama ini.
Perlu dicatat bahwa dalam forum Olympic Gamespun Panahan telah ikut berbicara, walaupun pihak Pemerintah selalu mengirimkan pemanah-pemanah kita dalam jumlah yang minim, yaitu satu putera dan satu puteri. Tetapi sejarah telah mencatat bahwa pada Olympic Games tahun 1976 di Montreal - Kanada pemanah puteri kita yaitu Leane Suniar berhasil menempati urutan kesembilan dan pada Olympic Games Tahun 1988 di Seoul - Korea Selatan, pemanah team puteri kita berhasil menempati urutan kedua dan pertama kalinya Indonesia mendapat perak di arena yang bertaraf Internasional. Suatu prestasi yang sangat membanggakan.
Panahan adalah kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Bukti-bukti menunjukkan panahan dimulai sejak 5.000 tahun lalu. Awalnya, panahan digunakan dalam berburu sebelum berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian jadi olahraga ketepatan. Dari buku-buku melukiskan bahwa orang purbakala telah melakukan panahan yaitu menggunakan busur dan panah untuk berburu dan untuk mempertahankan hidup. Bahkan dari beberapa buku melukiskan bahwa lebih dari 100.000 tahun yang lalu suku Neanderathal telah menggunakan busur dan panah.
Ahli-ahli purbakala dalam penggalian di Mesir juga telah menemukan tubuh seorang prajurit Mesir Kuno yang menemui ajalnya karena ditembus anak panah.
Data menunjukkan bahwa kejadian itu terjadi kira-kira 2100 tahun sebelum masehi. Dari beberapa buku juga mengemukan bahwa sampai kira-kira tahun 1600 sesudah Masehi, busur dan panah merupakan senjata utama setiap negara dan bangsa untuk berperang.
Hingga kinipun masih ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur dan panah dalam penghidupan sehari-hari mereka, seperti : suku-suku bangsa di hutan-hutan daerah hulu sungai Amazone, suku-suku Veda di pedalaman Srilangka, suku-suku Negro di Afrika, suku-suku Irian di Irian Jaya, suku Dayak dan suku Kubu Dari buku-buku dan keterangan-keterangan yang diperoleh maka terdapat dua kelompok ahli yang mengemukakan dua teori yang berbeda.
Yang pertama berpendapat bahwa panah dan busur mulai dipakai dalam peradaban manusia sejak "era mesolitik" atau kira-kira antara 5000 - 7000 tahun yang silam, sedang pendapat kedua percaya bahwa panahan lebih awal dari masa itu, yaitu dalam "era paleolitik" antara 10.000 - 15.000 tahun yang lalu.
Terlepas dari mana yang benar, maka yang jelas bahwa sebelum panahan menemui bentuknya sebagai olahraga seperti yang kita kenal saat ini, ternyata telah melalui masa pertumbuhan yang panjang. Melalui peranan yang berbeda-beda, mula-mula panahan dipergunakan orang sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan bahaya binatang liar, sebagai alat untuk mencari makan, atau untuk berburu, untuk senjata perang dan baru kemudian berperan sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi.
Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk berperang.
Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago.
Perkembangan Panahan di Indonesia
Sama halnya dengan sejarah panahan di dunia, demikian pula tidak seorangpun yang dapat memastikan sejak kapan manusia di Indonesia menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tetapi apabila kita memperhatikan cerita-cerita wayang purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi demikian pula Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata.
Kalau PON I kita pakai sebagai batasan waktu era kebangunan olahraga Nasional, maka Panahan telah ikut ambil bagian dalam era kebangunan Olahraga Nasional itu. Dalam sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun secara resminya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai perlombaan yang terorganisir, baru diselenggarakan para tahun 1959 di Surabaya.
Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat sebagai Ketua Umum Perpani hampir duapuluh empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Dengan terbentuknya Organisasi Induk Perpani, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menjadi anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc).
Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931. Indonesia diterima sebagai anggota FITA pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo, Norwegia. Sejak saat itu Panahan di Indonesia maju pesat, walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan Panahan hanya terdapat di beberapa kota di pulau Jawa saja. Kini boleh dikatakan bahwa hampir di setiap penjuru tanah air, Panahan sudah mulai dikenal.
Dengan diterimanya sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada waktu itu di Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan gaya duduk dan instinctive, maka dikenal pula jenis ronde FITA yang merupakan jenis ronde Internasional, yang menggunakan alat-alat bantuan luar negeri yang lebih modern dengan gaya menembak berdiri. Dan dengan demikian terbuka pulalah kesempatan bagi pemanah Indonesia untuk mengambil bagian dalam pertandingan-pertandingan Internasional.
Bersamaan dengan itu timbul masalah peralatan yang harus diatasi untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, pemanah kita harus memiliki peralatan yang memadai, agar dapat berkompetisi dengan lawan-lawannya secara berimbang. Kenyataannya alat-alat ini sangat mahal harganya dan sulit di dapat. Hanya beberapa pemanah saja yang dapat membayar harga alat-alat tersebut. Keadaan ini merupakan faktor penghambat bagi perkembangan olahraga ini.
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1963 Perpani menciptakan Ronde baru dengan nama Ronde Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani pada dasarnya sama dengan ronde FITA, kecuali tentang peralatannya yang dipakai dan jarak tembak disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang dibuat di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani ini ditetapkan bahwa hanya busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri yang boleh dipakai.
Dengan ketentuan tadi dua hal yang hendak dicapai, pertama untuk pemasalan belum diperlukan peralatan yang mahal, yangg harus diimport, tetapi cukup alat-alat yang bisa dibuat di Indonesia. Kedua, Ronde Perpani mempunyai peranan untuk mempersiapkan pemanah-pemanah kita untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, tanpa menunggu tersedianya alat yang harus dibeli dengan harga mahal.
Bagi mereka yang terbukti berhasil membuktikan kemampuannya melalui ronde Perpani, diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan Ronde Tradisional dengan ciri-ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive, sulit mengambil sumber pemanah langsung dari ronde Tradisional, karena perbedaan-perbedaan yang sifatnya prinsipil tadi.
Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut, Perpani mengatur waktu untuk kejuaraan nasional sebagai berikut : Setiap tahun genap diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA.
Kebijaksanaan ini adalah dalam hubungannya dengan ketentuan dari FITA yang menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pada setiap tahun ganjil. Sehingga Kejuaraan Nasional Ronde FITA tersebut dimaksudkan untuk persiapkan dan memilih para pemanah Indonesia yang akan diterjunkan ke kejuaraan Dunia. Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde sekaligus.
Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersamaan dengan PON X, pola kebijaksanaan Perpani dirubah, yaitu bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun (kecuali tahun diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan Nasional) dan diperlombakan ketiga ronde Panahan sekaligus yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional.
Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yaitu tahun diterimanya Perpani sebagai anggota FITA, pada PON - I tahun 1948 di Solo, PON II/1951 di Jakarta, PON - III/1953 di Medan, PON - IV/1957 di Makasar, panahan hanya memperlombakan Ronde Tradisional, yaitu ronde duduk, dengan hanya satu jarak 30 meter, dengan 48 tambahan @ 4 anak panah dan dengan sasaran bulatan dengan hanya dibagi tiga bagian saja.
Selanjutnya beberapa kejadian penting yang dapat dikemukakan mengenai dunia Panahan Indonesia, antara lain :
- Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
- Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
- Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta
- Asian Games IV di Jakarta, dimana regu Panahan Indonesia menduduki tempat kedua di bawah Jepang.
- Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
- Genefo I di Jakarta, dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat dan regu puterinya kedua.
- Tahun 1964 : Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC pemanah-penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas.
Sedangkan puteri kita masih harus mengakui keunggulan pemanah-pemanah puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya pemanah-pemanah tuan rumah, sedang pemanah puteri kita unggul dari pemanah-pemanah Philipina.
- Tahun 1965 :
Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia, dimana regu puteri Indonesia ketiga belas dan regu puteri kesembilan terbaik di dunia.
- Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja. Regu putera menempati urutan teratas, dan dua orang jago kita berhasil merebut medali emas dan perak untuk kejuaraan perorangan. Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah RRC.
Untuk selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak mengecewakan. Kejuaraan Nasional selalu diselenggarakan setiap tahun, yaitu tahun genap untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil untuk Ronde FITA (sejak tahun 1982 Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun untuk ketiga ronde Panahan yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional sekaligus).
Demikian pula Perpani selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan-kejuaraan Dunia, walaupun hasilnya masih di bawah pemanah-pemanah Asia masih menempati urutan teratas. Juga pada pertandingan-pertandingan Internasional lainnya seperti Asian Games, SEA Games, Asian Meeting Championships, Asia Oceania Target Archery Championships, Perpani selalu ikut mengambil bagian.
Demikialah perkembangan Panahan dan Perpani sampai saat ini, dimana cabang Panahan termasuk di dalam cabang yang diprioritaskan, bahkan termasuk cabang super-prioritas, di dalam persiapan menghadapi Asian Games XIII/1986 di Seoul - Korea Selatan. Hal ini tentunya karena prestasi cabang Panahan yang telah dicapai selama ini.
Perlu dicatat bahwa dalam forum Olympic Gamespun Panahan telah ikut berbicara, walaupun pihak Pemerintah selalu mengirimkan pemanah-pemanah kita dalam jumlah yang minim, yaitu satu putera dan satu puteri. Tetapi sejarah telah mencatat bahwa pada Olympic Games tahun 1976 di Montreal - Kanada pemanah puteri kita yaitu Leane Suniar berhasil menempati urutan kesembilan dan pada Olympic Games Tahun 1988 di Seoul - Korea Selatan, pemanah team puteri kita berhasil menempati urutan kedua dan pertama kalinya Indonesia mendapat perak di arena yang bertaraf Internasional. Suatu prestasi yang sangat membanggakan.
panjat tebing
Aktivitas panjat tebing sudah dikenal masyarakat sejak lama bahkan masyarakat tradisional, mereka melakukan pemanjatan guna mencari sumber kehidupan ataupun perlindungan, khususnya didaerah pantai dan kawasan karst untuk mencari sarang burung atau sumber mata air. Tetapi mereka tidak memakai system dan prosedur yang baku seperti dalam olahraga panjat tebing sehingga faktor keamanan dan tingkat resiko yang dihadapi sangatlah tinggi.
Panjat tebing pertama kali dikenal di kawasan benua Eropa tepatnya di kawasan pegunungan Alpen sebelum perang Dunia I. Pada awal tahun 1910 dinegara Austria mulai diperkenalkan penggunaan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan panjat tebing seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada saat itu masih terbuat dari besi baja. Dan berawal dari situlah para pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan peralatan dan teknik olah raga ini. Seiring waktu yang terus berjalan peralatan olah raga ini banyak mengalami inovasi, terutama pada bahan pembuatannya, uji kekuatan gaya tariknya, kepraktisan penggunaan alat serta prosedur keamanan alat yang telah distandartkan.
Di Indonesia olahraga panjat tebing sendiri telah terbentuk sejak tahun 1988 yang memiliki organisasi yang pada saat itu bernama FPGTI (Federasi Panjat Gunung Dan Panjat Tebing Indonesia) yang kemudian berganti nama dengan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) sampai sekarang ini.
II. DEFINISI
Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45o dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan
Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport)
III. SISTEM PEMANJATAN
System pemanjatan dibagi menjadi dua :
* Himalayan system
Pemanjatan system Himalayan ini adalah pemanjatan yang dilakukan dengan cara terhubungnya antara titik start (ground) dengan pitch / terminal terakhir pemanjatan, hubungan antara titik start dengan pitch adalah menggunakan tali transport, dimana tali tersebut adalah berfungsi supaya hubungan antara team pemanjat dengan team yang dibawah dapat terus berlangsung tali transport ini berfungsi juga sebagai lintasan pergantian team pemanjat juga sebagai jlur suplai peralatan ataupun yang lainnya
* Alpen system
Lain halnya dengan system diatas, jadi antara titik start dengan pitch terakhir sama sekali tidak terhubung dengan tali transpot, sehingga jalur pemanjatan adalah sebagai jalur perjalanan yang tidak akan dilewati kembali oleh team yang dibawah. Maka pemanjatan dengan system ini benar-benar harus matang perencanaanya karena semua kebutuhan yang mendukung dalam pemanjatan tersubut harus dibawa pada saat itu juga.
Dilihat dari bentuk penggunaan peralatan panjat tebing terbagi menjadi 2 kelompok besar :
* Artificial climbing :
Merupakan pemanjatan yang mana didalam pergerakannya sepenuhnya didukung oleh alat dan pemanjat tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan alat tersebut. Peralatan selain sebagai pengaman juga sebagai tumpuan untuk menambah ketinggian dalam melakukan pemanjatan tersebut. Perlu diingat bahwasannya untuk dapat bergerak cepat dan aman dalam melakukan pemanjatan bukan disebabkan karena adanya peralatan yang super modern melainkan lebih diutamakan pada penggunaan teknik yang baik.
* Free climbing :
Adalah pemenajatn yang mengunakan alat hanya semata-mata untuk menambah ketinggian dan alat berfungsi sebagai pengaman saja tetapi tidak mempengaruhi gerak dari pemanjat. Walaupun dalam pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh seorang belayer namun pengaman yang baik adalah diri sendiri.
Sednangkan untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free climbing itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu :
- Top rope : pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya
- Solo : pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap fungsi sebagai Leade, Cleaner dan Belayer.
Sedangkan solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Solo artificial climbing
b. Solo free climbing
Panjat tebing pertama kali dikenal di kawasan benua Eropa tepatnya di kawasan pegunungan Alpen sebelum perang Dunia I. Pada awal tahun 1910 dinegara Austria mulai diperkenalkan penggunaan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan panjat tebing seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada saat itu masih terbuat dari besi baja. Dan berawal dari situlah para pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan peralatan dan teknik olah raga ini. Seiring waktu yang terus berjalan peralatan olah raga ini banyak mengalami inovasi, terutama pada bahan pembuatannya, uji kekuatan gaya tariknya, kepraktisan penggunaan alat serta prosedur keamanan alat yang telah distandartkan.
Di Indonesia olahraga panjat tebing sendiri telah terbentuk sejak tahun 1988 yang memiliki organisasi yang pada saat itu bernama FPGTI (Federasi Panjat Gunung Dan Panjat Tebing Indonesia) yang kemudian berganti nama dengan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) sampai sekarang ini.
II. DEFINISI
Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45o dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan
Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport)
III. SISTEM PEMANJATAN
System pemanjatan dibagi menjadi dua :
* Himalayan system
Pemanjatan system Himalayan ini adalah pemanjatan yang dilakukan dengan cara terhubungnya antara titik start (ground) dengan pitch / terminal terakhir pemanjatan, hubungan antara titik start dengan pitch adalah menggunakan tali transport, dimana tali tersebut adalah berfungsi supaya hubungan antara team pemanjat dengan team yang dibawah dapat terus berlangsung tali transport ini berfungsi juga sebagai lintasan pergantian team pemanjat juga sebagai jlur suplai peralatan ataupun yang lainnya
* Alpen system
Lain halnya dengan system diatas, jadi antara titik start dengan pitch terakhir sama sekali tidak terhubung dengan tali transpot, sehingga jalur pemanjatan adalah sebagai jalur perjalanan yang tidak akan dilewati kembali oleh team yang dibawah. Maka pemanjatan dengan system ini benar-benar harus matang perencanaanya karena semua kebutuhan yang mendukung dalam pemanjatan tersubut harus dibawa pada saat itu juga.
Dilihat dari bentuk penggunaan peralatan panjat tebing terbagi menjadi 2 kelompok besar :
* Artificial climbing :
Merupakan pemanjatan yang mana didalam pergerakannya sepenuhnya didukung oleh alat dan pemanjat tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan alat tersebut. Peralatan selain sebagai pengaman juga sebagai tumpuan untuk menambah ketinggian dalam melakukan pemanjatan tersebut. Perlu diingat bahwasannya untuk dapat bergerak cepat dan aman dalam melakukan pemanjatan bukan disebabkan karena adanya peralatan yang super modern melainkan lebih diutamakan pada penggunaan teknik yang baik.
* Free climbing :
Adalah pemenajatn yang mengunakan alat hanya semata-mata untuk menambah ketinggian dan alat berfungsi sebagai pengaman saja tetapi tidak mempengaruhi gerak dari pemanjat. Walaupun dalam pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh seorang belayer namun pengaman yang baik adalah diri sendiri.
Sednangkan untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free climbing itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu :
- Top rope : pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya
- Solo : pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap fungsi sebagai Leade, Cleaner dan Belayer.
Sedangkan solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Solo artificial climbing
b. Solo free climbing
parkour
Parkour atau terkadang disingkat PK atau l'art du déplacement (Seni gerak) merupakan aktivitas untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan efisien dan secepat-cepatnya, menggunakan prinsip kemampuan badan manusia.
Untuk melakukan rintangan dalam seni Parkour, bisa berupa cabang-cabang pohon dan batu-batuan hingga pegangan tangan dan tembok beton. Atlet-atlet Parkour dikenal sebagai "Traceur". Sebenarnya, Parkour atau Parcours du combatant merupakan latihan rintangan (obstacle course) yang diterapkan dalam dunia tentera. Parkour sebenarnya sudah ada sejak sebelum terkenal seperti saat ini dalam versi olahraga. Berikut ini akan dibahas tentang Sejarah Asal Usul Olahraga Parkour.
Seni olahraga dikenalkan ke seluruh dunia oleh seorang lelaki wargan egara Perancis yang dikenal dengan nama David Belle. David mulai mempopulerkannya di Prancis pada tahun 199. Awalnya olahraga ini hanya berkembang di negara Prancis. Namun seiring perkembangan waktu, Parkour diperkenalkan keseluruh dunia termasuk Indonesia.
Inspirasi Belle berawal ketika sering melihat sang ayah, Raymond Belle yang merupakan anggota tentara Perancis dan akhirnya bekerja sebagai sapeurs-pompiers ( pemadam kebakaran militer).
Raymond memperkenalkan pada anaknya tentang sebuah latihan halang rintang dan metode natural yang akhirnya dikenal dengan nama Parkour. Sejak saat itu ,setiap David sepulang sekolah ia mulai memainkan skenario sendiri bagaimana dia bisa meloloskan diri dari situasi yang sulit. Menurut David, Parkour dapat berguna sebagai self-defense dalam keadaan tidak terduga. Saat martial art bisa disebut sebagai sebuah bentuk latihan untuk fight (bertarung), parkour merupakan suatu bentuk latihan untuk flight (kabur).
Saat Usia 15 tahun, David Belle pindah ke Lisses (salah satu kota di Perancis). Pada waktu itu, dia bertemu dengan para remaja di sana yang tertarik dengan apa yang dilakukan oleh David. Disinilah cikal bakal dari lahirnya sebuah grup Parkour yang dikenal dengan nama '''Yamakasi'''. Bersama teman masa kecilnya, Sebastian Foucan beserta beberapa pemuda lainnya mulai mengembangkan Yamakasi sebagai tim Parkour yang dikenal di Perancis. Namun karena perbedaan prinsip, David dan Sebastian berpisah dan meninggalkan Yamakasi.
David tetap memegang prinsip Parkour yang tetap mengedepankan tentang keefektifan dan efisiensi yang menampilkan kesederhanaan dan memiliki filosofi melewati rintangan dengan cepat dan efisient. Sedangkan Sebastian lebih memilih untuk membuat gerakan-gerakan dari parkour terlihat lebih indah yang dapat membuat orang yang melihatnya menjadi tertarik. Sehingga akhirnya ia menambahkan gerakan acrobat seperti flip atau salto dikombinasi dengan gerakan pacours du combatant yang akhirnya menjadi Freerunning.
Hal tersebut yang membuat David Belle berbeda pandangan dengan Sebastian Foucan. Karena menurut David Belle, gerakan acrobat atau salto sangat tidak efisien dan sangat bertolak belakang dengan originalitas Parkour. Selain itu, keinginan untuk melakukan gerakan hanya untuk dilihat orang lain tanpa keinginan untuk melakukan gerakan itu dari diri sendiri, merupakan hal yang bertolak belakang dengan parkour.
Saat usianya 16 tahun, Ia memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah dan David memutuskan untuk mencari kecintaannya akan kebebasan, aksi, dan untuk mengembangkan kekuatan dan ketangkasan yang dimilikinya. Keputusannya tersebut memang tidak salah. Terbukti Ia berhasil membawa Parkour ke seluruh dunia seperti saat ini.
Untuk melakukan rintangan dalam seni Parkour, bisa berupa cabang-cabang pohon dan batu-batuan hingga pegangan tangan dan tembok beton. Atlet-atlet Parkour dikenal sebagai "Traceur". Sebenarnya, Parkour atau Parcours du combatant merupakan latihan rintangan (obstacle course) yang diterapkan dalam dunia tentera. Parkour sebenarnya sudah ada sejak sebelum terkenal seperti saat ini dalam versi olahraga. Berikut ini akan dibahas tentang Sejarah Asal Usul Olahraga Parkour.
Seni olahraga dikenalkan ke seluruh dunia oleh seorang lelaki wargan egara Perancis yang dikenal dengan nama David Belle. David mulai mempopulerkannya di Prancis pada tahun 199. Awalnya olahraga ini hanya berkembang di negara Prancis. Namun seiring perkembangan waktu, Parkour diperkenalkan keseluruh dunia termasuk Indonesia.
Inspirasi Belle berawal ketika sering melihat sang ayah, Raymond Belle yang merupakan anggota tentara Perancis dan akhirnya bekerja sebagai sapeurs-pompiers ( pemadam kebakaran militer).
Raymond memperkenalkan pada anaknya tentang sebuah latihan halang rintang dan metode natural yang akhirnya dikenal dengan nama Parkour. Sejak saat itu ,setiap David sepulang sekolah ia mulai memainkan skenario sendiri bagaimana dia bisa meloloskan diri dari situasi yang sulit. Menurut David, Parkour dapat berguna sebagai self-defense dalam keadaan tidak terduga. Saat martial art bisa disebut sebagai sebuah bentuk latihan untuk fight (bertarung), parkour merupakan suatu bentuk latihan untuk flight (kabur).
Saat Usia 15 tahun, David Belle pindah ke Lisses (salah satu kota di Perancis). Pada waktu itu, dia bertemu dengan para remaja di sana yang tertarik dengan apa yang dilakukan oleh David. Disinilah cikal bakal dari lahirnya sebuah grup Parkour yang dikenal dengan nama '''Yamakasi'''. Bersama teman masa kecilnya, Sebastian Foucan beserta beberapa pemuda lainnya mulai mengembangkan Yamakasi sebagai tim Parkour yang dikenal di Perancis. Namun karena perbedaan prinsip, David dan Sebastian berpisah dan meninggalkan Yamakasi.
David tetap memegang prinsip Parkour yang tetap mengedepankan tentang keefektifan dan efisiensi yang menampilkan kesederhanaan dan memiliki filosofi melewati rintangan dengan cepat dan efisient. Sedangkan Sebastian lebih memilih untuk membuat gerakan-gerakan dari parkour terlihat lebih indah yang dapat membuat orang yang melihatnya menjadi tertarik. Sehingga akhirnya ia menambahkan gerakan acrobat seperti flip atau salto dikombinasi dengan gerakan pacours du combatant yang akhirnya menjadi Freerunning.
Hal tersebut yang membuat David Belle berbeda pandangan dengan Sebastian Foucan. Karena menurut David Belle, gerakan acrobat atau salto sangat tidak efisien dan sangat bertolak belakang dengan originalitas Parkour. Selain itu, keinginan untuk melakukan gerakan hanya untuk dilihat orang lain tanpa keinginan untuk melakukan gerakan itu dari diri sendiri, merupakan hal yang bertolak belakang dengan parkour.
Saat usianya 16 tahun, Ia memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah dan David memutuskan untuk mencari kecintaannya akan kebebasan, aksi, dan untuk mengembangkan kekuatan dan ketangkasan yang dimilikinya. Keputusannya tersebut memang tidak salah. Terbukti Ia berhasil membawa Parkour ke seluruh dunia seperti saat ini.
sepak takraw
Permainan sepak takraw ini berasal dari zaman Kesultanan Melaka (1402 – 1511) dan dikenali sebagai Sepak Raga dalam bahasa Melayu. Bola terbuat dari anyaman rotan dan pemain berdiri membentuk lingkaran.
Catatan sejarah terawal tentang Sepak Raga terdapat dalam Sejarah Melayu. Ketika pemerintahan Sultan Mansur Shah Ibni Almarhum Sultan Muzzaffar Shah (1459 – 1477), seorang puteranya bernama Raja Ahmad telah dibuang negeri kerana bersalah membunuh anak Bendahara akibat persengketaan ketika bermain Sepak Raga. Raja Ahmad kemudiannya diangkat menjadi Sultan di Pahang, dengan gelaran Sultan Muhammad Shah I Ibni Almarhum Sultan Mansur Shah.
Pada tahun 1940-an hal ini berubah dengan menggunakan jaring dan peraturan angka. Di Filipina permainan ini disebut Sipa, di Burma Chinlone, di Laos Kator dan di Thailand Takraw.
Peraturannya sama dengan bola volley dengan perbedaan:
- pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan
- pemain atau tim hanya boleh menyentuh bola 3 kali berturut-turut
- posisi pemain bertahan tidak diputar
Pembangan Di Masyarakat Makassar
Makassar – Olah raga sepak raga yang kini lazim dikenal sebagai sepak takraw, sepintas hanya sebagai permainan yang mengandalkan fisik dengan gerakan-gerakan salto, sambil menendang bola agar jatuh di daerah lawan. Namun, hanya sedikit yang mengetahui bahwa nenek moyang sepak takraw adalah sepak raga. Sebuah permainan tradisional khas Makassar.
Menelusuri lebih jauh historis sepak raga itu, M.Dahlan Dg Gassing, salah seorang tokoh yang mengembangkan sepak raga di Desa Kaemba, Dusun Patte’ne, Kabupaten Maros, bercerita tentang sejarah perkembangan permainan rakyat yang salah satunya berkembang di Desa Kaemba ini. Dituturkan, sebelum berkembang menjadi sebuah olahraga takraw, ma’raga (gerakan melakukan raga), pada dasarnya adalah gerakan-gerakan seni bela diri. Ber-dasarkan cerita turun-temurun di Kaemba, permainan raga muncul dari sebuah kampung yang dahulu disebut Ujung Bulo, sebuah kampung Pa’raga. Dari tempat inilah awal mula berkembangnya seni ma’raga . Namun gerakan-gerakan ini pada mulanya hanyalah gerakan biasa tanpa iringan gendang, gong dan perangkat musik tradisonal lain yang kini kerap mengiringi pa’raga.
Dalam perkembangannya, kedatangan seorang Karaeng (raja) dari Gowa yang menyebarkan Islam dengan memperkenalkan alat-alat musik tradisional seperti gendang dan gong membuat ma’raga tidak lagi dilakukan dengan hanya gerakan-gerakan seperti biasa, namun diiringi dengan alat-alat musik tradisional tadi. Dengan demikian, bisa dipastikan ma’raga adalah salah satu medium penyebaran agama Islam di Kaemba. Hal ini hampir sama dengan yang dilakukan Sunan Kalijaga di Pulau Jawa, ketika melakukan syiar Agama Islam. Sebab melalui cara-cara seperti inilah, Islam dengan mudah diterima masyarakat, tanpa harus melalui jalan-jalan kekerasan. Hingga kini, kentalnya corak Islami masih melekat pada atraksi pa’raga, setiap kali melakukan atraksi ma’raga, para pemainnya kerap melafalkan ”Lailahaillalah” dengan nada yang teratur. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga konsentrasi permainan yang tingkat kesulitannya sangat tinggi. Kini gerakan ma’raga mampu dilakukan dengan formasi tingkat tiga, yaitu gerakan membentuk tingkatan manusia sambil terus memainkan bola raga hingga pemain yang berada paling atas telah berdiri di posisinya. Gerakan inilah yang sekarang pada setiap penampilannya membuat penonton cemas bercampur kagum menyaksikan kepiawaian para pa’raga memadukan seni, kemampuan fisik dan nuansa religius.
Persera
Hingga saat ini, pa’raga dari Desa Kaemba ini terhimpun dalam Persera (Persatuan Sepak Raga) Ramba Kaleleng. Kelompok pa’raga ini bisa disaksikan atraksinya, jika ada undangan pejabat dalam pembukaan sebuah acara, pesta rakyat atau diutus menjadi duta budaya mewakili daerah untuk ajang lokal, nasional bahkan internasional. Untuk melengkapi keindahan seni pa’raga tersebut, dalam setiap pementasan lengkap dengan pakaian adatnya yang dikenal dengan songkok passapu, baju tutup dan lipa sabbe yang terbuat dari kain sutera.
Keberlangsungan permainan yang merakyat ini, kini bergantung pada keinginan dan niat pemerintah untuk bersama-sama dengan pelaku-pelaku seni masyarakat Kaemba untuk terus melestarikan atraksi tradisional yang mengharumkan nama daerah di pentas nasional maupun mancanegara. Di sisi lain, secara tidak langsung juga menggiatkan olah raga yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan ini, guna mencari bibit-bibit olahragawan yang menekuni sepak takraw di pentas nasional maupun internasional.golf
Sejarah golf dimulai dengan asal usul yang kurang jelas, namun berbagai kalangan umumnya setuju dengan teori olahraga golf berasal dari Skotlandia sekitar tahun 1100-an. Penggembala Skotlandia memukul-mukul batu kecil hingga masuk ke lubang sarang kelinci di tempat yang sekarang menjadi The Royal and Ancient Golf Club of St Andrews
Asal usul
Permainan seperti golf pernah dimainkan pada 26 Februari 1297 di Belanda, tepatnya di kota Loenen aan de Vecht. Orang Belanda bermain dengan tongkat dan bola kulit. Pemenangnya adalah pemain yang terbanyak mengenai sasaran dengan bola. Sasaran berada di tempat yang terpisah beberapa ratus meter. Permainan memasukkan bola ke lubang dengan “stik golf” sebagai pemukul juga sudah dimainkan pada abad ke-17 di Belanda, dan jauh lebih awal dari golf yang dimainkan orang Skotlandia. Selain itu masih terdapat banyak lagi dokumen yang menceritakan tentang permainan mirip golf di berbagai tempat di benua Eropa.
Pada bulan April 2005, bukti-bukti baru menghidupkan kembali debat tentang asal usul golf. Bukti mutakhir dari laporan Profesor Ling Hongling dari Universitas Lanzhou menunjukkan permainan serupa golf yang dikenal orang sekarang, telah dimainkan di Cina pada era Dinasti Tang Selatan, sekitar 500 tahun sebelum golf disebut-sebut untuk pertama kali di Skotlandia.
Catatan Dōngxuān yang ditulis Wei Tai dari Dinasti Song (960–1279) memuat penjelasan tentang permainan bernama chuiwan (chui berarti memukul, dan wan berarti bola) dan juga melengkapinya dengan gambar-gambar tentang permainan tersebut. Orang Dinasti Song memainkannya dengan 10 jenis tongkat, di antaranya tongkat yang disebut cuanbang, pubang, dan shaobang. Ketiganya masing-masing dapat dibandingkan dengan driver, two-wood, dan three-wood. Tongkat permainan berhiaskan giok dan emas sehingga waktu itu golf mungkin cuma permainan orang kaya. Dalam arsip Cina ditulis tentang pejabat Dinasti Tang Selatan yang mengajari putrinya cara menggali lubang di tanah dan memasukkan bola ke dalamnya. Menurut Ling Hongling, golf diperkenalkan orang Mongolia ke Eropa dan lalu Skotlandia pada akhir abad pertengahan.
Menanggapi klaim golf berasal dari Cina, juru bicara Royal and Ancient Golf Club of St. Andrews berkata, “Permainan memakai stik dan bola sudah ada sejak berabad-abad lalu, namun golf seperti yang dikenal orang sekarang, yang dimainkan di 18 lubang, jelas-jelas berasal dari Skotlandia.”
Permainan golf yang dikenal sekarang umumnya dianggap sebagai penemuan orang Skotlandia karena pada abad ke-15 sudah ada Undang-Undang Parlemen Skotlandia berisi larangan bermain gowf. Walaupun demikian, beberapa cendekiawan berpendapat undang-undang tersebut merujuk kepada permainan jenis lain yang lebih mirip shinty, hurling, atau hoki lapangan, dan bukan golf yang dikenal sekarang. Kata golf kemungkinan berasal dari pelafalan Skotlandia untuk kata kolf dalam bahasa Belanda yang berarti stik atau tongkat pemukul
Asal usul
Permainan seperti golf pernah dimainkan pada 26 Februari 1297 di Belanda, tepatnya di kota Loenen aan de Vecht. Orang Belanda bermain dengan tongkat dan bola kulit. Pemenangnya adalah pemain yang terbanyak mengenai sasaran dengan bola. Sasaran berada di tempat yang terpisah beberapa ratus meter. Permainan memasukkan bola ke lubang dengan “stik golf” sebagai pemukul juga sudah dimainkan pada abad ke-17 di Belanda, dan jauh lebih awal dari golf yang dimainkan orang Skotlandia. Selain itu masih terdapat banyak lagi dokumen yang menceritakan tentang permainan mirip golf di berbagai tempat di benua Eropa.
Pada bulan April 2005, bukti-bukti baru menghidupkan kembali debat tentang asal usul golf. Bukti mutakhir dari laporan Profesor Ling Hongling dari Universitas Lanzhou menunjukkan permainan serupa golf yang dikenal orang sekarang, telah dimainkan di Cina pada era Dinasti Tang Selatan, sekitar 500 tahun sebelum golf disebut-sebut untuk pertama kali di Skotlandia.
Catatan Dōngxuān yang ditulis Wei Tai dari Dinasti Song (960–1279) memuat penjelasan tentang permainan bernama chuiwan (chui berarti memukul, dan wan berarti bola) dan juga melengkapinya dengan gambar-gambar tentang permainan tersebut. Orang Dinasti Song memainkannya dengan 10 jenis tongkat, di antaranya tongkat yang disebut cuanbang, pubang, dan shaobang. Ketiganya masing-masing dapat dibandingkan dengan driver, two-wood, dan three-wood. Tongkat permainan berhiaskan giok dan emas sehingga waktu itu golf mungkin cuma permainan orang kaya. Dalam arsip Cina ditulis tentang pejabat Dinasti Tang Selatan yang mengajari putrinya cara menggali lubang di tanah dan memasukkan bola ke dalamnya. Menurut Ling Hongling, golf diperkenalkan orang Mongolia ke Eropa dan lalu Skotlandia pada akhir abad pertengahan.
Menanggapi klaim golf berasal dari Cina, juru bicara Royal and Ancient Golf Club of St. Andrews berkata, “Permainan memakai stik dan bola sudah ada sejak berabad-abad lalu, namun golf seperti yang dikenal orang sekarang, yang dimainkan di 18 lubang, jelas-jelas berasal dari Skotlandia.”
Permainan golf yang dikenal sekarang umumnya dianggap sebagai penemuan orang Skotlandia karena pada abad ke-15 sudah ada Undang-Undang Parlemen Skotlandia berisi larangan bermain gowf. Walaupun demikian, beberapa cendekiawan berpendapat undang-undang tersebut merujuk kepada permainan jenis lain yang lebih mirip shinty, hurling, atau hoki lapangan, dan bukan golf yang dikenal sekarang. Kata golf kemungkinan berasal dari pelafalan Skotlandia untuk kata kolf dalam bahasa Belanda yang berarti stik atau tongkat pemukul
Langganan:
Postingan (Atom)